Kamis, 16 Oktober 2008

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Minggu, 12 Oktober 2008

Pedestrian Mangkrak Ganggu Lalin


Keinginan pemkot menambah fasilitas kota dengan membangun pedestrian patut diacungi jempol. Hanya, realisasi di lapangan banyak menuai hambatan. Karena itu, proyek pedestrian di beberapa jalan pun mangkrak. Hal tersebut memicu terjadinya kemacetan lalu lintas (lalin).

Misalnya, di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo dan Raya Darmo. Galian di kedua jalan tersebut bahkan belum selesai hingga kini. Para pengguna jalan kerap mengeluhkan proyek itu. Apalagi, sebentar lagi musim penghujan tiba. Dikhawatirkan, jalanan yang licin ditambah belum tuntasnya proyek itu akan menambah kemacetan lalu lintas.

Rambu Lalu Lintas Ada untuk Dilanggar


Banyak rambu lalu lintas di jalur protokol yang seakan kehilangan fungsi. Ada larangan parkir, kendaraan justru berhenti di sekitarnya. Ada pula larangan berhenti, malah jadi ngetem angkot. Rambu-rambu itu seolah-olah ada untuk dilanggar.


SURABAYA, JL. Jemur arah ke Jl. A.Yani

Tak heran kondisi hukum di Indonesia boleh dibilang carut-marut. Dari sisi terkecil saja, aturan lalu lintas, jumlah pelanggaran terhadap rambu-rambu di Surabaya sudah tergolong banyak.

Salah satu faktor utama kenaikan pelanggaran tersebut adalah semakin banyaknya sepeda motor. ''Logikanya jelas, kalau kendaraan bermotor semakin banyak, jumlah pelanggaran juga akan meningkat''.Hanya, tetap saja itu tak bisa dijadikan justifikasi. Faktor yang lebih utama justru ada pada kesadaran masyarakat.

Fenomena pelanggaran rambu2 lau lintas tak bisa dianggap enteng. Sebab, setiap kecelakaan, kemacetan, dan hambatan lalu lintas selalu berawal dari pelanggaran.

Rabu, 08 Oktober 2008

Laskar Pelangi


BELITONG (Belitung), adalah sebuah pulau di pantai timur Sumatera, pernah berjaya karena kekayaan timahnya. Tapi, tidak banyak rakyat Belitong yang bisa menikmati hasil kekayaan itu. Sekolah pun menjadi langka. Hanya mereka berduit yang bisa merasakannya.

Muslimah (Cut Mini) dan Harfan (Ikranagara) tak mau menyerah dengan keadaan itu. Mereka berusaha mempertahankan SD Muhammadiyah Gantong, sekolah untuk anak keluarga tak mampu. Niat itu dipenuhi pemerintah. Syaratnya satu, mereka harus punya sepuluh murid. Kalau tidak, sekolah akan ditutup.

Mendapatkan sepuluh murid bukan hal mudah bagi Muslimah dan Harfan. Masyarakat miskin Belitong lebih memilih mengajari anaknya bekerja daripada sekolah.

Setelah melewati ketegangan mencari sepuluh murid, sekolah pun dimulai. Belajar bersama dengan segala kesederhanaan membuat anak-anak itu menjadi sangat dekat. Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian), dan Mahar (Veris Yamarno), tiga di antara mereka, selalu menjadi pendorong semangat. Sepuluh anak tersebut terus berusaha menaklukkan mimpi untuk bisa menyelesaikan sekolah.

Bu Muslimah memberi nama kelompok anak-anak itu Laskar Pelangi.

Masalah datang ketika mereka menginjak kelas lima. Salah seorang yang mereka cintai pergi untuk selamanya

Film Laskar Pelangi ini merupakan adaptasi novel best seller karya Andrea Hirata dengan judul sama. Film ini berusaha menyentuh hati penonton dengan semangat para karakternya untuk bisa terus sekolah.

Perhatikan saja bagaimana Lintang harus mengayuh sepeda berkilo-kilometer dari pesisir ke sekolahnya di Gantong. Setiap hari, dia harus menunggu buaya melintas sebelum melanjutkan perjalanan. Keharuan demi keharuan ditumpahkan, mencoba menggugah mereka yang sudah lebih mapan.

Film Laskar Pelangi ini bukan film sempurna. Ada sejumlah lubang tampak di sana-sini. Namun, film ini tetap membawa embusan angin segar bagi perfilman Indonesia yang sedang didominasi film bertema "itu-itu saja". Akting anak-anak asli Belitong itu pun layak mendapat apresiasi. Mereka seolah membuktikan, film yang layak tonton tak harus menghadirkan bintang utama dari wajah-wajah yang sudah ngetop.

"Dari film ini, saya berharap, semangat Lintang dan kawan-kawan dapat menular ke hati penonton..."

Hadang PM Pidato - Pendemo Disemprot Gas Air Mata


Indonesia bisa dibilang lebih beruntung daripada Thailand.
Pada saat negara tetangganya fokus membendung dampak krisis finansial dari AS, Negeri Gajah Putih itu masih dirundung krisis politik yang tak berujung. Bahkan, kemarin (7/10) krisis semakin parah dengan pecahnya kerusuhan di luar gedung parlemen yang mengakibatkan puluhan orang terluka.

Huru-hara itu dipicu oleh tindakan polisi yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan demonstran yang mengepung gedung parlemen. Para pengunjuk rasa itu berupaya menghalangi perdana menteri baru menyampaikan pidato kebijakan pertamanya.

Karena aksi represif tersebut, setidaknya 85 orang menderita luka-luka. Puluhan orang mengerang kesakitan karena matanya perih setelah kena semprotan gas. Pada tindakan pembubaran paksa itu juga terdengar tembakan senjata. Beberapa demonstran kehilangan anggota tubuhnya, seperti kaki dan tangan, karena tembakan polisi.

BGMn mnurut anda...???!!!

Minggu, 05 Oktober 2008

Msh dalam suasana lebaran...


i'm sorry for always doing the wrong thing...

Sorry Myspace Comments
MyNiceSpace.com

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR & BATIN